Bertempat di masjid Fastabiqul Khoirot, Dusun Margomulyo, Desa Kalimandi, Kecamatan Purwareja Klampok, Kabupaten Banjarnegara, Tim Pengabdi dari Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jenderal Soedirman yang terdiri dari Dr.-Ing Suroso, S.T., M.T., Yanto, S.T., M.S.E., Ph.D, dan Dr. Eng. Purwanto Bekti Santoso, S.T., M.T. melaksanakan sosialisasi dan Forum Group Discussion (FGD) rencana pengembangan tempat wudhu masjid Fastabiqul Khoirot. Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 27 April 2018 tersebut merupakan bagian dari kegiatan dharma ketiga yaitu pengabdian kepada masyarakat. Hadir pada kesempatan tersebut empat orang perwakilan takmir masjid Fastabiqul Khoirot yang dipandu oleh Mulyadi selaku sekretaris takmir. Sebagai perwakilan pengelola Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jenderal Soedirman, turut hadir pula Yanuar Haryanto, S.T., M.Eng selaku Sekretaris Jurusan.
Dalam urainnya Mulyadi menyampaikan bahwa dalam menjalankan kewajiban ibadah sholat (berjamaah) dan kegiatan keagamaan lainnya menurut ajaran Islam, masyarakat sekitar mengandalkan keberadaan Masjid Fastabiqul Khoirot yang terdiri dari dua bangunan utama yaitu bangunan masjid dan bangunan tempat wudhu. Agar wudhu dapat dilakukan dengan sempurna maka dibutuhkan kondisi yang mendukung kegiatan wudhu di antaranya jumlah air yang cukup, aliran yang tidak terlampau deras, cipratan yang minimal dan aliran keluar kran yang tidak menyebar. Untuk mendapatkan kondisi yang baik dari sebuah tempat wudhu maka perlu dikembangkan tempat wudhu yang bersih, dan nyaman. Oleh karenanya permasalahan yang ingin diselesaikan adalah kondisi tempat wudhu masjid Fastabiqul Khoirot yang tidak lagi dapat mendukung dan memberikan kenyamanan dalam pelaksanaan aktivitas wudhu dikarenakan telah mengalami kerusakan di banyak bagian. “Kami mewakili masyarakat Dusun Margomulyo dan khususnya takmir masjid Fastabiqul Khoirot mengucapkan banyak terima kasih kepada tim dari Unsoed yang telah membantu pengembangan tempat wudhu ini. . Sambung rasa hari ini bertujuan untuk mendetailkan mekanisme pelaksanaana.” demikian tuturnya.
Dr.-Ing Suroso, S.T., M.T. mengutarakan bahwa berdasarkan kajian yang telah dilakukan, untuk keperluan kenyamanan lansia, tempat wudhu dapat dikembangkan melalui penambahan tempat duduk wudhu, penambahan pijakan kaki, merancang ketinggian kran sesuai posisi duduk, mengganti kran yang mudah dibuka dengan pegangan kran yang panjang dan penambahan hand rail, perancangan komponen ini berdasarkan pendekatan antropometri lansia pengguna tempat wudhu. Lebih lanjut dikemukakan bahwa ditinjau dari posisi air sebelum keluar kran pada tempat wudhu, terdapat tiga macam tipe yaitu pertama air langsung mengalir dari jaringan air bersih, kedua air ditampung di bak tinggi, dan ketiga air berada di bak rendah. Pada tipe pertama, air yang keluar kran merupakan keluaran langsung dari jaringan pipa air bersih dan tidak melalui bak tandon lebih dulu. Sedangkan tipe kedua, sistem memakai bak tinggi dimana yang dimaksud bak tinggi adalah bak air yang dipasang pada posisi relatif lebih tinggi di atas kran. Antara bak dan kran dihubungkan dengan pipa. Untuk tipe ketiga menggunakan bak dengan posisi rendah dengan volume yang tidak sebesar bak tinggi. “Mudah-mudahan kegiatan ini memberikan manfaat tersedianya tempat wudhu yang nyaman dan lebih mendukung aktivitas wudhu untuk masyarakat sekitar” ujarnya menutup perbincangan.
Like (0)