Kavli symposium merupakan salah satu pertemuan ilmiah yang cukup bergengsi di dunia. Ada beberapa Kavli symposium yang diselenggarakan antara The United State National Academy of Science (US NAS) dengan beberapa negara. Salah satunya dengan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI).

Kavli Frontier of Sciences Symposium yang diselenggarakan tanggal 16-22 Juli 2017 di Ambon, Maluku kali ini merupakan simposium ke-7 yang diselenggarakan antara US NAS dengan AIPI. Simposium ini diciptakan untuk mempertemukan ilmuwan muda dari berbagai bidang yang dianggap sebagai garis depan ilmuwan di Indonesia. Hanya ada 40 peserta dari Indonesia dan 30 peserta dari Amerika Serikat yang diundang dalam simposium ini setiap tahunnya.

“Saya tidak menyangka bahwa saya akan terpilih dan diundang di Kavli simposium ini. Karena kompetisinya memang ketat.” begitu ucap Yanto, Ph.D. Dalam Kavli symposium kali ini Yanto, Ph.D mempresentasikan data meteorologi resolusi tinggi yang dibuat dan telah diaplikasikannya untuk memodelkan keragaman proses hidrologi di beberapa daerah aliran sungai (DAS) di Jawa.

Lalu apa manfaat yang diperoleh dari simposium ini?

“Pada Kavli symposium kali ini ada beberapa topik yang digagas. Salah satunya adalah Earth Climate System. Di sini kami mendiskusikan bagaimana interaksi antara atmosfir dengan permukaan bumi pada berbagai skala ruang dan waktu. Peserta yang hadir dalam topik ini antara lain dari LIPI, University of Illinois Urbana Champaign, Univerisity of Californio at Berkeley, dan tentu saja dari Universitas Jenderal Soedirman. Di sini kami juga mendiskusikan agenda-agenda penelitian yang bisa digagas sebagai langkah menjaring kolaborasi dengan berbagai bidang terkait dengan sudut pandang yang unik” begitu tambah Yanto Ph.D

Apa hasil yang dicapai?

Yanto Ph.D menuturkan setidaknya ada beberapa ilmuwan dari beberapa universitas tersebut yang potensial untuk kerja sama di masa depan. Namun segala sesuatunya masih akan tergantung perubahan situasi di masing-masing institusi.

Like (0)