[Rabu, 22/03/2017] Kerugian yang timbul akibat kegagalan atau keruntuhan struktur bangunan tidak hanya berupa kerugian materiil namun dapat juga berupa korban jiwa. Mengetahui penyebab kegagalan struktur merupakan langkah awal yang efektif untuk mencegah kejadian tersebut. Salah satu penyebab kerusakan dini (kegagalan) pada suatu struktur bangunan adalah gempa bumi yang merupakan bencana alam yang terjadi akibat pelepasan energi dari dalam bumi yang menyebabkan guncangan di permukaan bumi. Beberapa metode perbaikan/perkuatan terhadap struktur beton bertulang yang sudah banyak digunakan pada saat setelah terjadinya gempa, antara lain: Memasang dinding geser beton bertulang baru atau pengaku-pengaku baja (steel braces) yang diikatkan pada rangka eksisting. Melapisi komponen-komponen struktur, seperti kolom dan balok, dengan lapisan beton atau baja, atau lapisan fiber komposit (composite fiber-wrap overlays).

Tingginya biaya dan keahlian yang diperlukan dalam desain dan aplikasi metode-metode tersebut memperlihatkan adanya hambatan bagi penerapannya secara luas pada saat ini. Dalam upaya mengatasi hambatan tersebut peneliti dari Jurusan Teknik Sipil Unsoed, Yanuar Haryanto, S.T., M.Eng. mengembangkan metode baru sistem perkuatan balok beton bertulang dengan memanfaatkan tali kawat baja. Tali kawat baja memiliki kelebihan yaitu sifat fleksibilitas dan kuat tarik yang tinggi. Sifat fleksibilitas yang tinggi memungkinkan tali kawat baja untuk dibawa dengan cara digulung sehingga dapat memudahkan jika perkuatan harus dilakukan pada bangunan bertingkat banyak. Pemanfaatan tali kawat baja dapat memenuhi kebutuhan sistem perkuatan yang bersifat  massal  dan  cepat, tidak mahal, mudah dilakukan, namun tetap  efektif sekaligus memiliki urgenti berupa kontribusi secara nasional dalam usaha pemerintah untuk meminimalkan kerugian akibat gempa, dan menghemat  waktu serta biaya untuk memperbaiki struktur-struktur yang belum memenuhi persyaratan.

Like (0)