Konstruksi bangunan merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak akan pernah terpisahkan. Hal ini disebabkan karena pentingnya kebutuhan primer berupa tempat tinggal. Semakin bertambahnya jumlah penduduk, semakin meningkat pula permintaan terhadap pembangunan rumah tinggal dan gedung lainnya. Keseluruhan komponen elemen penyusun dalam konstruksi rumah tinggal maupun gedung adalah hal yang penting karena setiap komponen berpengaruh terhadap komponen lainnya, tidak terkecuali komponen rangka atap. Kayu, bambu, beton dan baja ringan merupakan material penyusun rangka atap konvensional yang umum digunakan di Indonesia.

Material yang digunakan dalam suatu konstruksi sangat mempengaruhi kekuatan pada struktur karena material tersebut memiliki kelemahan dan keunggulan masing-masing. Dewasa ini penggunaan rangka atap atau kuda-kuda kayu semakin ditinggalkan. Pasalnya, kayu merupakan sumber daya yang terbatas, memiliki resiko terhadap pelapukan, dan seiring waktu harganya semakin meningkat. Di sisi lain, kuda-kuda beton bertulang dengan berat sendiri yang dimiliki cukup besar mulai tergantikan seiring adanya kuda-kuda baja ringan yang memiliki berat sendiri yang ringan namun berkapasitas cukup besar. Namun demikan kuda-kuda baja ringan memiliki bentuk yang sangat tipis, sehingga memiliki kelemahan dalam hal tekuk (buckling) dan harganya relatif masih mahal. Penampang yang tipis juga membuat sambungan pada baja ringan rawan sobek.

Dalam upaya mengatasi kekurangan-kekurangan struktur rangka atap atau kuda-kuda yang terbuat dari material konvensional sekaligus sejalan dengan Rencana Induk Riset Jurusan Teknik Sipil 2016-2036, yang di dalamnya memuat juga tema riset pengembangan material dan model bangunan khususnya pengembangan bahan bangunan alternatif dan pengembangan material struktur komposit, peneliti dari Jurusan Teknik Sipil Unsoed, Nanang Gunawan Wariyatno, S.T., M.T. mengembangkan struktur komposit Beams Smart Truss (BST) dengan konsep penambahan material beton pada batang tekan yang dapat berpengaruh terhadap peningkatan kapasitas, dan menjadi alternatif pengganti rangka atap konvensional baik rangka kayu, bambu, beton maupun rangka baja ringan

Like (0)